Merawat organ intim kewanitaan
memerlukan perhatian ekstra. Pengetahuan yang benar dalam merawat miss V akan
membuat organ ini menjadi sehat dan terawat. Sebaliknya, jika melakukan
kesalahan dalam merawatnya, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan efek
buruk seperti masalah kesehatan dan penyakit kelamin yang dapat menyerang
kapanpun. Yuk kenali masalah seputar daerah kewanitaan dan organ reproduksi
Kewanitaan agar Anda lebih berhati-hati dalam menjaga Miss V.
Baca Juga:
[Khusus Wanita] Cara obati Kista tanpa operasi, detox/gurah keputihan, membantu kesuburan, atasi masalah menstruasi (terlambat, tdk teratur, haid tdk berhenti). Rekomendasi pakar kesehatan reproduksi Boyke Dian Nugraha
Berikut beberapa masalah yg sering
dialami wanita:
1.
Keputihan
Permasalah keputihan merupakan
permasalahan klasik pada kebanyakan kaum wanita. Ironisnya kebanyakan wanita
tidak mengetahui tentang keputihan dan penyebab keputihan pada wanita itu
sendiri dan malah yang menjadikan keputihan sebagai hal yang enteng. Justeru
jika tidak ditangani dengan baik, keputihan bisa berakibat fatal. Kemandulan
dan kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan) bisa menjadi salah satu akibat
dari adanya keputihan, selain itu gejala awal kanker rahim biasanya dimuali
dengan adanya keputihan. Dan tentunya kanker leher rahim merupakan jenis
penyakit yang berbahaya yang jika tidak ditangani dengan baik, akan berujung
pada kematian. Jadi jangan anggap enteng keputihan.
Keputihan akan sering teralami saat
wanita sedang hamil, hal ini akibat adanya perubahan hormonal yang terjadi dan
salah satu efek dari peningkatan hormonal tersebut adalah adanya produksi
cairan yang meningkat serta diakibatkan juga oleh vagina wanita hamil yang
mengalami penurunan keasamannya, juga akibat kondisi pencernaan mengalami
perubahan. Hal tersebut menyebabkan
meningkatnya resiko sering terjadinya keputhan pada wanita hamil, terutama keputihan yang diakibatkan adanya
infeksi jamur.
Jenis Keputihan
Keputihan terbagi menjadi dua jenis
yaitu yang bersifat fisiologis dan Patologis.
Keputihan Fisiologis
Jenis keputihan ini biasanya sering
terjadi saat masa subur, serta saat sesudah dan sebelum menstruasi. Biasanya
saat kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir yang berlebih, itu adalah
hal normal, dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal serta tidak berbau.
Keputihan fisiologis pada wanita hamil tidak berpengaruh terhadap janin secara
langsung, karena adanya selaput ketuban yang dapat melindungi janin.
Keputihan fisiologis atau juga banyak
disebut keputihan normal memiliki ciri-ciri:
· Cairan keputihannya encer
· Cairan yang keluar berwarna krem atau
bening
· Cairan yang keluar tidak berbau
· Tidak menyebabkan gatal
· Jumlah cairan yang keluar terbilang
sedikit
Keputihan Patologis
Keputihan jenis patologis disebut juga
sebagai keputihan tidak normal. Jenis keputihan ini sudah termasuk ke dalam
jenis penyakit. Keputihan patologis dapat menyebabkan berbagai efek dan hal ini
akan sangat mengganggu bagi kesehatan wanita pada umumnya dan khususnya
kesehatan daerah kewanitaan.
Keputihan patologis akibat adanya
infeksi akan mengakibatkan meningkatnya resiko bayi lahir prematur pada wanita
hamil dan bayi pun akan turut terkena infeksi. Bayi yang terkena infeksi virus
beresiko mengalami ganngguan pencernaan dan gangguan pernapasan hingga bisa
menyebabkan bayi mengalami kematian. Dan bayi yang mengalami infeksi akibat
bakter dapat menyebabkan kebutaan pada bayi.
Keputihan patologis memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
Cairannya bersifat kental
Cairan yang keluar memiliki warna
putih seperti susu, atau berwarna kuning atau juga hijau
Keputihan patologis menyebabkan rasa
gatal
Cairan yang keluar memiliki bau yang
tidak sedap
Biasanya menyisakan bercak-bercak yang
telihat pada celana dalam wanita
Jumlah cairan yang keluar sangat
banyak.
Baca Juga:
[Khusus Wanita] Cara obati Kista tanpa operasi, detox/gurah keputihan, membantu kesuburan, atasi masalah menstruasi (terlambat, tdk teratur, haid tdk berhenti). Rekomendasi pakar kesehatan reproduksi Boyke Dian Nugraha
2.
Masalah Menstruasi
Masalah menstruasi erat kaitanyya
dengan sistem hormonal. Wanita yang siklus haidnya tidak teratur kerap merasa
khawatir apakah kondisi tersebut bisa mempengaruhi kemungkinan mereka untuk punya
anak. Apakah memang haid yang datangnya tak pasti ini mempengarui kesuburan?
Pada tubuh wanita normal, dari lahir
sudah disertai dengan dua buah indung telur dengan dua juta folikel berisi sel
telur yang belum matang. Setelah memasuki masa pubertas yang ditandai dengan
adanya menstruasi, maka setiap bulannya akan matang satu buah sel telur yang
akan keluar dari indung telur dan siap untuk dibuahi oleh sel sperma.
Jika tidak terjadi pertemuan dengan
sperma, maka dinding rahim yang sudah menebal untuk siap menerima embrio akan
luruh dan keluar dalam bentuk menstruasi. Siklus ini berulang setiap bulannya
dalam jangka waktu 20-40 hari. Terjadinya siklus ini, baik keluarnya sel telur
dari inding telur ataupun luruhnya dinding rahim yang disertai dengan perdarahan,
sangat dipengaruhi oleh keseimbangan hormon di dalam tubuh. Keseimbangan ini
terjadi karena ada beberapa hormon yang mempengaruhi, dan sebagian mencapai
puncak pada saat-saat tertentu dan mencapai titik terendah pada saat tertentu
pula.
Bila hormon yang seharusnya mencapai
titik puncak pada masa subur tidak terjadi, maka indung telur tidak akan
mengeluarkan sel telur dan demikian pula pada saat menstruasi, bila hormon yang
seharusnya mencapai puncak tidak terjadi, maka menstruasi juga tidak akan terjadi.
Sehingga ketidakseimbangan hormonal ini akan sangat mempengaruhi dari siklus
menstruasi.
Dengan siklus menstruasi yang normal
berkisar antara 20-40 hari, wanita yang tidak haid selama berbulan-bulan
tentunya tidak normal. Dengan tidak adanya haid, maka kemungkinan besar juga
tidak terjadi pengeluaran sel telur, sehingga wanita yang tidak mengalami haid
menjadi tidak subur.
Baca Juga:
[Khusus Wanita] Cara obati Kista tanpa operasi, detox/gurah keputihan, membantu kesuburan, atasi masalah menstruasi (terlambat, tdk teratur, haid tdk berhenti). Rekomendasi pakar kesehatan reproduksi Boyke Dian Nugraha
3.
Kista & Mioma
Meski sekilas tampak sama, tapi kedua
“pengganggu” organ reproduksi perempuan yakni kista dan miom ini ternyata
berbeda.
Walau belum ada data pasti jumlah
penderita kista dan miom, namun berkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi
dan canggihnya alat kedokteran, kini lebih banyak terdiagnosa penderita miom
atau kista, khususnya yang ada di organ reproduksi. Jika Anda masih belum jelas
perbedaan keduanya, tabel berikut bisa membantu.
Kista
Definisi:
Tumor jinak yang terbungkus selaput
semacam jaringan dan berisi cairan.
Lokasi:
Biasa terdapat di rahim, saluran
telur, indung telur, dan juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva
(bagian luar alat kelamin perempuan).
Bisa juga terjadi di bagian tubuh lain
seperti gusi.
Gejala:
Nyeri di perut bagian bawah.
Nyeri saat haid.
Sering merasa ingin buang air besar
atau kecil.
Pada keadaan yang sudah lanjut dapat
teraba benjolan pada daerah perut.
Catatan: ada jenis kista yang tidak
memberikan rasa nyeri, sehingga penderita tidak menyadarinya.
Penyebab:
Sampai sekarang belum diketahui pasti,
sehingga belum bisa dicari cara pencegahannya. Tetapi diduga, kista disebabkan
pencermaran oleh bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, misalnya zat kimia.
Miom
Definisi:
Bungkus otot rahim yang berubah
menjadi tumor jinak. Istilah sederhananya, daging-tumbuh di rahim.
Lokasi:
Sebagian besar miom tumbuh di dalam
dinding rahim (miom uteri). Gejala yang ditimbulkan biasanya tidak akan terlalu
berat dan jarang mengganggu kehamilan.
Sebagian kecil lagi tumbuh di leher
rahim (miom servik uteri).Bisa menyebabkan infertilitas, karena akan mengganggu
masuknya sperma ke rahim.
Gejala:
Nyeri di perut bagian bawah, atau di
sekitar pinggul.
Nyeri saat sanggama.
Gangguan haid, seperti nyeri saat
haid, perdarahan haid sangat banyak, dan haid tak beraturan (sering haid).
Perut terasa penuh.
Sebagian wanita kadang mengeluhkan
frekuensi buang air kecil yang tinggi (ingin pipis terus).
Penyebab:
Faktor hormonal, terutama hormon
estrogen. Miom cenderung berkembang pada masa reproduksi, dan dapat bertambah
besar dengan cepat selama kehamilan. Miom biasanya menyusut setelah menopause
ketika kadar estrogen menurun.
Faktor-faktor lain seperti
ketidakseimbangan emosi, misalnya sering stres, daya tahan tubuh rendah, dan
gaya hidup yang tidak seimbang.
Baca Juga:
[Khusus Wanita] Cara obati Kista tanpa operasi, detox/gurah keputihan, membantu kesuburan, atasi masalah menstruasi (terlambat, tdk teratur, haid tdk berhenti). Rekomendasi pakar kesehatan reproduksi Boyke Dian Nugraha
4.
Masalah Kesuburan
Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah
Kesuburan pada Perempuan
Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan
antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai
akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan
sel telur dengan sperma.
Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang
tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan
perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi lainnya.
Kelainan
lendir leher rahim
terlalu pekat, yang dapat menghambat
laju gerakan sperma
terlalu asam, yang dapat mematikan
sperma.
Berat
Badan Tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat
mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di
awal masa siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung
enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen. Jadi, jika
persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar
terhadap ketidaksuburan.
Faktor
Usia
Pada wanita, begitu masuk usia 35
tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun
sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Cadangan sel
telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan
lama-kelamaan akan habis saat menopouse. Sebaliknya, usia tidak membatasi
tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma” akan terus memproduksi sel-sel
sperma selama anatominya normal.
Gaya
Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar
dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup
yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena
stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan gangguan
ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya
frekuensi hubungan suami istri
Kelainan
Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan
(antefleksi), sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina.
Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut
rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari
posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke belakang),
bisa menghambat terjadinya kehamilan.
Kelainan
Rahim
Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau
polip; peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu
transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan
tersebut akan berakhir sebelum waktunya.
Selain masalah diatas gangguan
hormonal yg mengakibatkan siklus haid terganggu dan keputihan juga dapat
menghambat wanita untuk cepat hamil.
Baca Juga:
[Khusus Wanita] Cara obati Kista tanpa operasi, detox/gurah keputihan, membantu kesuburan, atasi masalah menstruasi (terlambat, tdk teratur, haid tdk berhenti). Rekomendasi pakar kesehatan reproduksi Boyke Dian Nugraha
0 komentar:
Posting Komentar