Hot News

Berita Nusantara dalam sepekan

Pages

Kamis, 19 Maret 2015

Ini Gangguan Kesehatan Miss V dan organ reproduksi yang Paling Sering Dialami Wanita




Merawat organ intim kewanitaan memerlukan perhatian ekstra. Pengetahuan yang benar dalam merawat miss V akan membuat organ ini menjadi sehat dan terawat. Sebaliknya, jika melakukan kesalahan dalam merawatnya, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan efek buruk seperti masalah kesehatan dan penyakit kelamin yang dapat menyerang kapanpun. Yuk kenali masalah seputar daerah kewanitaan dan organ reproduksi Kewanitaan agar Anda lebih berhati-hati dalam menjaga Miss V.

Baca Juga:

Berikut beberapa masalah yg sering dialami wanita:


1. Keputihan
Permasalah keputihan merupakan permasalahan klasik pada kebanyakan kaum wanita. Ironisnya kebanyakan wanita tidak mengetahui tentang keputihan dan penyebab keputihan pada wanita itu sendiri dan malah yang menjadikan keputihan sebagai hal yang enteng. Justeru jika tidak ditangani dengan baik, keputihan bisa berakibat fatal. Kemandulan dan kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan) bisa menjadi salah satu akibat dari adanya keputihan, selain itu gejala awal kanker rahim biasanya dimuali dengan adanya keputihan. Dan tentunya kanker leher rahim merupakan jenis penyakit yang berbahaya yang jika tidak ditangani dengan baik, akan berujung pada kematian. Jadi jangan anggap enteng keputihan.

Keputihan akan sering teralami saat wanita sedang hamil, hal ini akibat adanya perubahan hormonal yang terjadi dan salah satu efek dari peningkatan hormonal tersebut adalah adanya produksi cairan yang meningkat serta diakibatkan juga oleh vagina wanita hamil yang mengalami penurunan keasamannya, juga akibat kondisi pencernaan mengalami perubahan.  Hal tersebut menyebabkan meningkatnya resiko sering terjadinya keputhan pada wanita hamil,  terutama keputihan yang diakibatkan adanya infeksi jamur.

Jenis Keputihan
Keputihan terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bersifat fisiologis dan Patologis.

Keputihan Fisiologis
Jenis keputihan ini biasanya sering terjadi saat masa subur, serta saat sesudah dan sebelum menstruasi. Biasanya saat kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir yang berlebih, itu adalah hal normal, dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal serta tidak berbau. Keputihan fisiologis pada wanita hamil tidak berpengaruh terhadap janin secara langsung, karena adanya selaput ketuban yang dapat melindungi janin.
Keputihan fisiologis atau juga banyak disebut keputihan normal memiliki ciri-ciri:
·         Cairan keputihannya encer
·         Cairan yang keluar berwarna krem atau bening
·         Cairan yang keluar tidak berbau
·         Tidak menyebabkan gatal
·         Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit

Keputihan Patologis
Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan tidak normal. Jenis keputihan ini sudah termasuk ke dalam jenis penyakit. Keputihan patologis dapat menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat mengganggu bagi kesehatan wanita pada umumnya dan khususnya kesehatan daerah kewanitaan.
Keputihan patologis akibat adanya infeksi akan mengakibatkan meningkatnya resiko bayi lahir prematur pada wanita hamil dan bayi pun akan turut terkena infeksi. Bayi yang terkena infeksi virus beresiko mengalami ganngguan pencernaan dan gangguan pernapasan hingga bisa menyebabkan bayi mengalami kematian. Dan bayi yang mengalami infeksi akibat bakter dapat menyebabkan kebutaan pada bayi.
Keputihan patologis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Cairannya bersifat kental
Cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu, atau berwarna kuning atau juga hijau
Keputihan patologis menyebabkan rasa gatal
Cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap
Biasanya menyisakan bercak-bercak yang telihat pada celana dalam wanita
Jumlah cairan yang keluar sangat banyak.

Baca Juga:


2. Masalah Menstruasi
Masalah menstruasi erat kaitanyya dengan sistem hormonal. Wanita yang siklus haidnya tidak teratur kerap merasa khawatir apakah kondisi tersebut bisa mempengaruhi kemungkinan mereka untuk punya anak. Apakah memang haid yang datangnya tak pasti ini mempengarui kesuburan?

Pada tubuh wanita normal, dari lahir sudah disertai dengan dua buah indung telur dengan dua juta folikel berisi sel telur yang belum matang. Setelah memasuki masa pubertas yang ditandai dengan adanya menstruasi, maka setiap bulannya akan matang satu buah sel telur yang akan keluar dari indung telur dan siap untuk dibuahi oleh sel sperma.
Jika tidak terjadi pertemuan dengan sperma, maka dinding rahim yang sudah menebal untuk siap menerima embrio akan luruh dan keluar dalam bentuk menstruasi. Siklus ini berulang setiap bulannya dalam jangka waktu 20-40 hari. Terjadinya siklus ini, baik keluarnya sel telur dari inding telur ataupun luruhnya dinding rahim yang disertai dengan perdarahan, sangat dipengaruhi oleh keseimbangan hormon di dalam tubuh. Keseimbangan ini terjadi karena ada beberapa hormon yang mempengaruhi, dan sebagian mencapai puncak pada saat-saat tertentu dan mencapai titik terendah pada saat tertentu pula.

Bila hormon yang seharusnya mencapai titik puncak pada masa subur tidak terjadi, maka indung telur tidak akan mengeluarkan sel telur dan demikian pula pada saat menstruasi, bila hormon yang seharusnya mencapai puncak tidak terjadi, maka menstruasi juga tidak akan terjadi. Sehingga ketidakseimbangan hormonal ini akan sangat mempengaruhi dari siklus menstruasi.

Dengan siklus menstruasi yang normal berkisar antara 20-40 hari, wanita yang tidak haid selama berbulan-bulan tentunya tidak normal. Dengan tidak adanya haid, maka kemungkinan besar juga tidak terjadi pengeluaran sel telur, sehingga wanita yang tidak mengalami haid menjadi tidak subur.

Baca Juga:

3. Kista & Mioma
Meski sekilas tampak sama, tapi kedua “pengganggu” organ reproduksi perempuan yakni kista dan miom ini ternyata berbeda.
Walau belum ada data pasti jumlah penderita kista dan miom, namun berkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi dan canggihnya alat kedokteran, kini lebih banyak terdiagnosa penderita miom atau kista, khususnya yang ada di organ reproduksi. Jika Anda masih belum jelas perbedaan keduanya, tabel berikut bisa membantu.

Kista
Definisi:
Tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan dan berisi cairan.

Lokasi:
Biasa terdapat di rahim, saluran telur, indung telur, dan juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan).
Bisa juga terjadi di bagian tubuh lain seperti gusi.

Gejala:
Nyeri di perut bagian bawah.
Nyeri saat haid.
Sering merasa ingin buang air besar atau kecil.
Pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut.
Catatan: ada jenis kista yang tidak memberikan rasa nyeri, sehingga penderita tidak menyadarinya.

Penyebab:
Sampai sekarang belum diketahui pasti, sehingga belum bisa dicari cara pencegahannya. Tetapi diduga, kista disebabkan pencermaran oleh bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, misalnya zat kimia.

Miom
Definisi:
Bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor jinak. Istilah sederhananya, daging-tumbuh di rahim.

Lokasi:
Sebagian besar miom tumbuh di dalam dinding rahim (miom uteri). Gejala yang ditimbulkan biasanya tidak akan terlalu berat dan jarang mengganggu kehamilan.
Sebagian kecil lagi tumbuh di leher rahim (miom servik uteri).Bisa menyebabkan infertilitas, karena akan mengganggu masuknya sperma ke rahim.

Gejala:
Nyeri di perut bagian bawah, atau di sekitar pinggul.
Nyeri saat sanggama.
Gangguan haid, seperti nyeri saat haid, perdarahan haid sangat banyak, dan haid tak beraturan (sering haid).
Perut terasa penuh.
Sebagian wanita kadang mengeluhkan frekuensi buang air kecil yang tinggi (ingin pipis terus).

Penyebab:
Faktor hormonal, terutama hormon estrogen. Miom cenderung berkembang pada masa reproduksi, dan dapat bertambah besar dengan cepat selama kehamilan. Miom biasanya menyusut setelah menopause ketika kadar estrogen menurun.


Faktor-faktor lain seperti ketidakseimbangan emosi, misalnya sering stres, daya tahan tubuh rendah, dan gaya hidup yang tidak seimbang.

Baca Juga:

4. Masalah Kesuburan
Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada Perempuan
Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan sel telur dengan sperma.

Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi lainnya.

Kelainan lendir leher rahim
terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma
terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.

Berat Badan Tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar terhadap ketidaksuburan.

Faktor Usia
Pada wanita, begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse. Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma” akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.

Gaya Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan suami istri

Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.

Kelainan Rahim
Adanya kelainan  rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip; peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.

Selain masalah diatas gangguan hormonal yg mengakibatkan siklus haid terganggu dan keputihan juga dapat menghambat wanita untuk cepat hamil.

Baca Juga:

0 komentar:

Posting Komentar